Minggu, 24 Maret 2013

sistem endokrin



Pada umumnya sistem saraf mengatur aktivitas alat-alat tubuh yang mengalami perubahan yang relatif cepat seperti pergerakan otot rangka, pergerakan otot polos dan sekresi kelenjar. Sebaliknya, hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan dan kadang-kadang beberapa tahun. Meskipun fungsi saraf dan hormon berbeda, tetapi banyak kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon, misalnya ada beberapa kelenjar bersekresi hanya bila ada stimulus yang datrang di kelenjar itu seperti pada kelenjar adrenal bagian medula dan nuerohipofisa. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Kelenjar lainnya ada yang disebut dengan  kelenjar eksokrin, disebut demikian  karena sekretnya dialirkan melalui saluran seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, kelenjar lakrimal dan kelenjar pencernaan makanan.

Karakteristik Kelenjar Endokrin
  1. Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mensekresikan langsung ke dalam cairan jaringan di sekitar sel-sel. Sebaliknya, kelenjar eksokrin seperti kelenjar saliva, mensekresi produknya ke dalam duktus.
  2. Kelenjar endokrin biasanya mensekresikan lebih dari satu jenis hormon (kelenjar paratiroid yang hanya mensekresi hormon paratiroid merupakan suatu pengecualian)
    1. Dalam tubuh manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 juta hormon)
    2. Hormon-hormon baru ditemukan di berbagai bagian tubuh termasuk di saluran Gastrointestinal (GI), Sistem Saraf Pusat (SSP), dan saraf perifer.Konsentrasi
  3. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah
    1. Hormon yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya sedikit dibandingkan dengan zat aktif biologis lainnya, seperti, glukosa, dan kolesterol.
    2. Walaupun hormon dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya target tertentu yang memiliki reseptor spesifik yang dapat dipengaruhi
  4. Kelenjar Endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang banyak. Secara mikroskopis, kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak kapiler darah.
Kelenjar-kelenjar Sistem pada Endokrin
  1. Kelenjar hipofisis anterior dan posterior
  2. Kelenjar tiroid
  3. Empat kelenjar paratiroid
  4. Dua kelenjar adrenal
  5. Pulau-Pulau Langerhans pada pankreas endokrin
  6. Dua ovarium
  7. Dua testis
  8. Kelenjar pineal
  9. Kelenjar timus
Aktivitas yang diatur atau dipenngaruhi sistem endokrin meliputi:
  1. Reproduksi dan laktasi
  2. Proses sistem ketebalan
  3. Keseimbangan asam-basa
  4. Asupan cairan, keseimbangan volumecairan intraseluler dan ekstraseluler
  5. Metabolisme karbohidrat, protein lemak dan asam nukleat
  6. Digesti, absorbsi dan distribusi nutrien
  7. Tekanan darah
  8. Tahanan tekanan
  9. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan
Hormon

Istilah hormon mula-mula diperkenalkan oleh  E.H. Starling pada tahun 1905 yang dalam bahasa Greek (Yunani) diartikan sebagai "membangkitkan". Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairan interstisial, hormon akan bertemu dengan reseptor yang khas untuk hormon dengan reseptor. Meskipun semua hormon mengadakan kontak dengan semua jaringan di dalam tubuh, hanya sel jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh oleh hormon tersebut. 

Ciri-Ciri Hormon
  1. Hormon diproduksi  dan disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil. 
  2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel/jaringan target
  3. Hormon mengadakan interaksi dengan resptor khusus yang terdapat di sel target
  4. Hormon mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
  5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Jenis Hormon 
  1. Hormon endokrin adalah  hormon yang disekresi oleh organ atau jaringan utama yang termasuk bagian sistem endokrin
  2. Neurohormon, disintesis dalam sel-sel saraf neurosekresi. Zat ini berfungsi dan disekresi seperti hormon tetapi biasanya dalam jarak yang lebih pendek dan jelas.
  3. Prostaglandin adlaah zat seperti hormon yang merupakan derivat asam lemak asam arakidonat. Zat ini terbentuk dalam jumlah kecil pada jaringan tubuh baik saat kondisi normal dan patologis
Lingkup Kerja Hormon

Meskipun kerja hormon sangat bervariasi, kerja hormon dapat dikelompokkan menjadi 4 lingkup, yaitu:
  1. Mengendalikan medium  dalam dengan jalan mengatur  komposisi kimia dan volume
  2. Mengadakan tanggapan terhadap perubahan drastis kondisi lingkungan untuk menolong tubuh dari situasi  seperti  infeksi, trauma, stress, dehidrasi, kelaparan dan pendarahan
  3. Berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan 
  4. Terlibat dalam proses reproduksi gamet, fertilisasi, suplai makanan kepada embrio dan bayi
 Pengaturan Kecepatan dan Jumlah Sekresi Hormon

  1. Sekresi hormon oleh kelenjar endokrin mungkin dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar sejenis hormon dalam darah (diproduksi oleh kelenjar itu sendiri, atau oleh kelenjar endokrin lain) atau oleh kandungan nonhormon (misalnya, glukosa atau kalsium)
  2. Mekanisme kontrol umpan balik juga terlibat dalam stimulasi atau inhibisi sekresi hormon
  3. Pelepasan hormon dari kelenjar endokrin juga dapat distimulasi ileh impuls saraf yang menjalar di sepanjang serabut saraf dan langsung berakhir pada sel kelenjar atau seperti pada bagian posterior kelenjar hipofisis, distimulasi oleh meurosekresi yang tersimpan dalam kelenjar sebagai hormon.
Sumber:  Ethel SLoane. Anatomi dan Fisiologi.ECG, Jakarta. 2003; Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Kartolo S. Wulangi. 1993.



Sabtu, 23 Maret 2013

biologi keperawatan



Biologi sel
Sel
·         Bagian terkecil dari makhluk hidup
·         Sebagi satuan dasar yang hidup
·         Memiliki sifat makhluk hidup
-memerlukan makanan/nutrisi
-bernafas/resfirasi
-bertumbuh/growth
- biak /reproduksi
-adaptasi/menyesuaikan diri
-memperthankan keseimbangan

SUSUNAN SEL
Protoplasma
ü  Air: 70-85%
Bahan pelarut-pembawa
ü  Elektrolit:reaksi-katalis
ü  Protein:struktural globular
ü  Lipid:membmran (lemak) cadangan energi
ü  Karbohidrat:fungsi struktural,energi(gula)

STRUKTUR SEL
Tersusun atas bagian utama
1.       Inti (nukleus)
2.       Membran
3.       Situplasma dan organel
ü   Nukleus
-pusat penngatur
-struktur nukleus
o   Membra inti
o   Nukleulos:RNA =>mensintesa ribosom
o   Kromatin: DNA / Gen
o   Nukleoplasma

ü  Membran sel  
·   Yaitu selaput atau membran sel yang yang terletak paling luar yang tersusun  dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipit dan senyawa protein).
·   Lipoprotein  ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar kedalam urutannya adalah: protein – Lipit – protein – trilaminer  layer
·   Lemak bersipat Hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersipat Hidrupolik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif permeabel atau semi permeabel (teori dari everton)
·   Berdasarkan ada tidaknya slaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu:
o   Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru

DASAR KEPERAWATAN & KEPERAWATAN DASAR



Keilmuan Dasar Keperawatan berfokus pada ilmu yang membentuk pemahaman paradigma, profesi keperawatan, dan konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia serta pemahaman akan beberapa teori keperawatan. Selain itu, kelompok keilmuan ini juga berfokus pada pemahaman konsep diri dan keluarga, konsep kecemasan dan kehilangan, konsep berubah dan dinamika kelompok, konsep sistem dan pendekatan sistem, serta konsep etik dan hukum dalam keperawatan.

Sementara itu, Keilmuan Keperawatan Dasar berfokus pada kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Penekanan kelompok keilmuan ini adalah pengenalan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah ilmiah, penerapan konsep dasar keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien, pengaruh faktor gizi terhadap kesehatan tubuh pada berbagai tingkat daur kehidupan manusia, serta faktor sosial ekonomi dan budaya terhadap kepadatan zat gizi yang diperlukan.

Konsep Perawatan Kritis




Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal.
Konsep pelayanan kritis
  1. Tujuan
Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).
  1. Pengkajian
Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.
  1. Diagnosa keperawatan
Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.
  1. Perencanaan keperawatan
Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang selalu berubah.
  1. Intervensi
Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.
  1. Evaluasi
Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan tidak meninggalkan prinsip holistik.
Respon individu dan keluarga terhadap pengalaman keperawatan kritis
Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional yang dialami pasien dan keluarganya. Untuk beberapa situasi tertentu persiapan dari segi psikologis perlu dilakukan. Perawat kritis berada di posisi yang paling tepat untuk memahami kondisi yang dialami pasien dan keluarganya dan membantu mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Gejala fisik dari penyakit kritis yang mengancam jiwa, seperti nyeri tingkat akhir atau perdarahan biasanya disertai dengan respon psikologis dari pasien dan keluarganya, seperti:
  1. Cemas
  2. Takut
  3. Panik
  4. Marah
  5. Perasaan bersalah
  6. Distres spiritual
Respon psikologis tersebut dapat memperburuk gejala-gejala fisik yang diderita pasien.
Isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.
Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan atas tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
Kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu lama di rumah sakit. Pasien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih sakit dibanding sebelumnya. Sekarang ini banyak pasien yang dirawat di unit kritis untuk waktu 5 tahun sudah dapat menjalani rawat jalan di rumah masing-masing. Pasien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di masa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Sudah direncanakan di beberapa rumah sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan pelayanan perawatan kritis di rumah atau tempat-tempat alternatif lainnya. Perawat kritis harus tetap memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru. Seiring dengan perkembangan perawatan yang dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.

Referensi
Dossey, B. M., Cathie E.G., Cornelia V. K. (1992). Critical care nursing: body-mind-
spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.
Emergency Nurses Association. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum. (5th ed.)